PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
( Bag. I )
Peraturan
Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris
berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun
baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
Apa
itu Baris Berbaris ?
A.
Baris Berbaris
a.
Pengertian
Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, yang
diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan
kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
b.
Maksud dan tujuan
1.
Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa
disiplin dan rasa tanggung jawab.
2.
Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang
tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas
pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan
sempurna.
3.
Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib
sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4.
Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan
kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain
daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
5.
Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian
untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan
tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat
merugikan.
B.
Aba-aba
a.
Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh
seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya
secara serentak atau berturut-turut.
b.
Macam aba-aba
Ada tiga macam
aba-aba yaitu :
1.
Aba-aba petunjuk
2.
Aba-aba peringatan
3.
Aba-aba pelaksanaan
1.
Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk
menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
·
Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK
·
Untuk amanat-istirahat di tempat - GERAK
2.
Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup
jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
·
Lencang kanan – GERAK (bukan lancang kanan)
·
Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat
istirahat)
3.
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat
untuk melaksanakan aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:
·
GERAK
·
JALAN
·
MULAI
·
GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang
dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota
tubuh lain.
Contoh:
-
jalan ditempat –GERAK
-
siap -GERAK
-
hadap kanan –GERAK
-
lencang kanan -GERAK
·
JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang
dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh:
-
haluan kanan/kiri – JALAN
-
dua langkah ke depan –JALAN
-
satu langkah ke belakang – JALAN
Catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi
jaraknya, maka aba-aba harus didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
-
maju – JALAN
-
haluan kanan/kiri – JALAN
-
hadap kanan/kiri maju – JALAN
-
melintang kanan/kiri maju -JALAN
Tentang
istilah: “maju”
-
Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba
peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti.
-
Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana
harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
-
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN karena
dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
-
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena
dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
-
Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula
diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.
Tidak dapat
diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju-JALAN
terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat
diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang aba-aba : “henti”
Pada dasarnya
aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang
bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh:
Empat langkah
ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari maksud
aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
·
MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan
perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.
Contoh:
-
hitung –MULAI
-
tiga bersaf kumpul –MULAI
c.
Cara memberi aba-aba
1.
Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri
dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak
mengijinkan untuk melakukan itu.
2.
Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi
aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan
untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh:
Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya
:
·
Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah
yang diberi hormat sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan
pasukan.
·
Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas
oleh yang menerima penghormatan, maka dalm keadaan sikap sedang memberi hormat
si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak : GERAK dan kembali ke sikap
sempurna.
3.
Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada
pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1
(satu) langkah pada waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga)
langkah.
·
Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan
dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan / 4 (empat)
langkah untuk berlari.
4.
Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan
bersemangat.
5.
Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan
hendaknya diberi antara.
6.
Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya
dihentakkan.
7.
Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya
diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan.
8.
Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan
maka dilakukan perintah ULANG !
Contoh: Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
( Bag. II )
Peraturan
Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris
berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun
baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
A.
Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar
a. Sikap sempurna
Aba-aba : Siap - GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba
pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki
membentuk sudut 60…, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di atas ke dua
kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang
dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus,
jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris
dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi
dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, benafas sewajarnya.
b. Istirahat
Aba-aba istirahat ditempat – GERAK
1)
Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke
samping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (30cm)
2)
Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah
pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan
dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di
antara ibu jari dan telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
·
Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat,
pemimpin atau atasan lainnya datang untuk memberikan perhatian atau
petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan menggunakan kata
Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa mengucapkan kata siap,
kemudian mengambil sikap istirahat.
·
Pada kata perhatian, selesai atau sekian,
pasukan mengambil sikap sempurna tanpa didahului aba-aba kemudian kembali ke
sikap istirahat di tempat.
·
Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah
sebagai jawaban tanpa suara, bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikan akan
dijalankan
c. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam
bentuk bersaf)
Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1) Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke
samping, jari-jari kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang
berada di sebelah kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan
dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing
meluruskan diri
2) Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke
depan dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak
mengangkat tangan.
3) Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu)
lengan kanan/kiri ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan
tangan kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba.
4) Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan
dan memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
5) Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri
dan barisan sedang meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam
barisan itu memberikan kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan
menitikberatkan pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
Catatan:
·
Untuk menghindarkan keributan pada waktu
mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya lengan diluruskan melalui belakang
punggung orang yang berada di samping, kalau jarak 1 (satu) lengan tidak cukup.
Dengan demikian dihindarkan gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada di
smaping.
·
Kelurusan barisan dilihat dari tumit.
d. Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan
kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang
yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah
belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus
saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil
memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
e. Lencang depan (hanya dalam bentuk
berbanjar)
Aba-aba : Lencang depan - GERAK
Pelaksanaannya:
1) Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan
ke depan dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan
tangan.
2) Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke
samping kanan, setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali
ke depan dengan serentak tanpa menunggu aba-aba.
3) Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan
f. Cara berhitung
Aba-aba : Hitung – MULAI
Pelaksanaannya:
1) Jika bersaf, pada aba-aba
peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan memalingkan mukanya ke
kanan.
2) Pada aba-aba pelaksanaan,
berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan nomornya sambil memalingkan
muka ke depan.
3) Pengucapan nomor secara tegas dan
tepat.
4) Jika berbanjar, pada aba-aba
peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna.
5) Pada aba-aba pelaksanaan mulai
dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang menyebutkan nomornya
masing-masing.
6) Jika pasukan berbanjar/bersaf
tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan : LENGKAP atau KURANG
SATU/KURANG DUA.
B.
Perubahan Arah (dalam keadaan berhenti)
a) Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK
1) Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan
kaki kanan/kiri berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki
kiri/kanan.
2) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
b) Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1)
Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki
kanan/kiri
2)
Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
3)
Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
c) Balik kanan
Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
1)
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang
(lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan.
2)
Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°
3)
Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
·
Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga,
kaki dirapatkan dan kembali ke sikap sempurna
·
Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan
ketiga, kaki kanan/kiri tidak dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5 langkah
dengan cara dihentikan.
d) Cara memberi hormat
Aba-aba : Hormat - GERAK
Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1)
Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan
kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku 15° serong ke depan, kelima
jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari
tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.
2)
Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam
sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat.
3)
Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah
mengenai pinggir klep.
4)
Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus
diturunkan secara cepat ke sikap sempurna.
A.
Jalan di tempat
Aba-aba: Jalan ditempat - GERAK
Pelaksaannya:
Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut
berganti-ganti diangkat, paha rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo
langkah sesuai dengan langkah biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke
depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang)
Dari jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya:
Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki
kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan
dan kembali ke sikap sempurna.
Gerakan berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah
|
Macam
langkah
|
Panjangnya
|
Tempo
|
1.
|
Langkah
biasa
|
65cm
|
120
tiap menit
|
2.
|
Langkah
tegap
|
65cm
|
120
tiap menit
|
3.
|
Langkah
perlahan
|
40cm
|
30
tiap menit
|
4.
|
Langkah
kesamping
|
40cm
|
70
tiap menit
|
5.
|
Langkah
ke belakang
|
40cm
|
70
tiap menit
|
6.
|
Langkah
ke depan
|
60cm
|
70
tiap menit
|
7.
|
Langkah
di waktu lari
|
80cm
|
165
tiap menit
|
A. MAJU – JALAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1)
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan,
lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm,
kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya
berjalan dengan langkah biasa.
2)
Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan
kanan ke depan 90°, lengan kiri 30° ke belakang, pada langkah selanjutnya
lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan ke depan 45°, dan ke belakang 30°.
Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan
melihat pada belakang leher.
Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri
Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B. LANGKAH BIASA
1)
Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada
waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit
(kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang
telah ditentukan.
2)
Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan
biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke
belakang di samping badan. Ke depan 45°, ke belakang 30°. Jari-jari tangan
digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menhadap ke atas.
C. LANGKAH TEGAP
1)
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama
selebar setengah langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo)
dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi tidak dengan
berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak
boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan dilenggangkan
lurus ke depan dan ke belakang di samping badan, (lengan tangan 90° ke depan
dari 30° ke belakang). Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa,
punggung ibu jari menghadap ke atas.
2)
Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri
jatuh di tanah, ditambah satu langkah selanjtnya mulai berjalan seperti
tersebut pasa butir 1.
3)
Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah
ditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah
pertama…….
Catatan :
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
D. LANGKAH PERLAHAN
1)
Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara
kemiliteran)
Aba-aba :
Langkah perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya
:
a)
Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b)
Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan,
setelah kaki kiri menapak di tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke
depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan
ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri.
c)
Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti
semula.
Catatan :
·
Dalam keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah
“langkah perlahan JALAN” yang diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di
tanah ditambah selangkah dan kemudian mulai berjalan dengan langkah perlahan.
·
Tapak kaki pada saat menginjak tanah tidak
dihentakkan, tetapi diletakkan rata-rata untuk lebih khidmat.
2) Berhenti dalam langkah perlahan
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya :
E. LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke
samping kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada
kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya
hanya boleh dilakukan empat langkah.
F. LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang
mulai kaki kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah
ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh
dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyka-banyaknya
hanya boleh dilakukan empat langkah.
G. LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke
depan mulai dengan kaki kiri menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah
ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti
gerakan langkah tegap dan dihentikan dan sikap seperti sikap sempurna.
Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
H. LANGKAH DI WAKTU LARI
1)
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Lari maju – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-bab peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan
lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap
keluar, ke dua siku sedikit ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada
aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri setengah
langkah dan selanjutnya menurut panjang langkah dan tempo yang ditentukan
dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak
kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.
2)
Dari langkah biasa
Aba-aba : Lari – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1.
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah
kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya berlari menurut ketentuan yang ada.
3)
Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki
kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, kemudian berjalan dengan
langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri dihentakkan; bersama dengan itu kedua
lengan digenggam.
Catatan :
Untuk berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti
langkah biasa henti – GERAK. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki
kanan/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan
kemudian kedua kepal tangan diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.
J. GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah – JALAN
Pelaksanaannya :
Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap.
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian
ditambah satu langkah. Sesudah ujung kaki kiri/kanan yang sedang di belakang
dirapatkan pada badan. Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang
disamakan. Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar