KEHIDUPAN BERAGAMA DALAM PERKEMAHAN
I. PENDAHULUAN
Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan
Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan
untuk diri pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh pembinanya, sehingga
pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian,
kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun
anggota asyarakat.
Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat pramuka,
baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial, maupun individu yang
menyadari bahwa diri pribadinya: Mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan
beribadah sesuai tata-cara dari agama yang dipeluknya serta menjalankan segala
perintahNya dan menjauhi laranganNya.
pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia inilah yang menjadi
pondasi bagi setiap peserta didik untuk mengasah jiwa sosialnya (emotional quotient
dan spiritual quotient), jiwa kepemimpinannya, kemampuan kerjasamanya,
kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan memimpin serta dipimpin serta kemampuan
mentaati peraturan yang ditetapkan oleh kelompok, baik tertulis maupun tidak.
Sebagaimana yang termaktub dalam Tri Satya dan Dasadarma, bahwa kewajiban
menjalankan kewajiban terhadap Tuhan YME adalah merupakan tujuan utama bagi
peserta didik sekaligus para pembina. Perkemahan sebagai alat pendidikan adalah
sarana yang paling tepat dan lengkap untuk mewujudkan kehidupan beragama
tersebut. Dikatakan tepat karena perkemahan merupakan bentuk mini (replika)
kehidupan dalam masyarakat. Dikatakan lengkap karena dalam perkemahan
memungkinkan berbagai metode kepramukaan diwujudkan di sana, termasuk di dalamnya
kehidupan beragama
II. MATERI POKOK
Pada prinsipnya, kehidupan beragama dalam perkemaHan diarahkan dalam rangka
terbentuknya pribadi yang beriman dan bertaqwa/IMTAQ (kehidupan yang religius),
meningkatkan peran serta dan inisiatif para peserta didik untuk menjaga dan
membina diri serta lingkungannya sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh
budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai agama. Selain itu pembinaan peserta
didik juga diharapkan mampu memberikan dasar-dasar :
- Saling menghormati antar pemeluk agama
- Menjalankan ibadah khusus dan umum sesuai agamanya
- Doa-doa harian yang diajarkan dalam agamanya masing-masing
ARAH PEMBINAAN
Membina ke arah terbentuknya karakter dan kepribadian religius yang dicerminkan dalam pola pikir, pola
sikap, dan pola perilaku sehari-hari, yang terdiri dari :
·
Pembinaan keyakinan mengarah kepada upaya menumbuhkan
keyakinan dan keimanan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa : Pencipta,
Pemelihara, Pemilik, dan Penguasa alam raya.
·
Pembinaan sikap mengarah kepada upaya pembentukan
perilaku santun, bersih, amanah, peduli, dan bertanggung jawab.
·
Pembinaan ibadah mengarah pada pembiasaan melaksanakan
aktivitas rutin sholat wajib dan sunnah, dzikir/mengingat kekuasaanNya, do'a-do’a,
serta membaca kitab suci.
STRATEGI
PEMBINAAN
a.
Melalui kegiatan Pembiasaan
1) Pengertian
Pembiasaan
Pembiasaan (habituation)
merupakan “proses pembentukan sikap dan
perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran
yang berulang-ulang”.
Ciri-ciri sikap atau tingkah laku yang sudah menjadi kebiasaan adalah :
a)
relatif
menetap
b)
tidak memerlukan fungsi berpikir yang cukup tinggi
c)
bukan merupakan proses kematangan, tetapi sebagai hasil
pengalaman atau belajar
d)
tampil secara berulang-ulang sebagai respon terhadap
stimulus yang sama
2)
Ruang
lingkup pembiasaan yang akan dikembangkan
a)
Kesadaran
mengikuti aturan (sense of order)
b)
Kesadaran
akan pentingnya hal yang detail (sense of
detail)
c)
Kesadaran
akan kemandirian (sense of autonomy)
d)
Keterampilan
pengelolaan diri (self management skills).
Lingkup pembiasaan di atas mengacu kepada teori tugas-tugas perkembangan anak. Dalam proses pembiasaan, pencapaian
tugas perkembangan awal menentukan pencapaian tugas perkembangan selanjutnya.
Dalam pelaksanaannya perlu diidentifikasi terlebih dahulu tentang kemampuan
awal masing-masing peserta didik sesuai dengan usianya.
3) Kompetensi yang dikembangkan melalui pembiasaan
Kompetensi yang akan dikembangkan melalui pembiasaan kehidupan beraga dalam
perkemahan merujuk kepada ruang lingkup di atas yang rinciannya sebagai
berikut.
KOMPETENSI
|
RINCIAN
|
Kesadaran
mengikuti aturan (sense of order)
|
·
Aturan Tuhan YME
|
Kesadaran
akan pentingnya hal yang detil (sense
of detail)
|
Memenuhi syarat
minimal dalam melaksanakan ibadah (mis. Wudhu sebelum sholat, menguasai
syarat sahnya sholat, dll)
|
Kesadaran
akan kemandirian (sense of autonomy)
|
Melakukan dengan
kesadaran pribadi dengan penuh tanggungjawab nilai-nilai agama
|
4) Strategi
pembiasaan
a)
Peserta didik
Perlu identifikasi tingkat kemampuan awal dari masing-masing peserta didik.
Setelah itu dilakukan pengelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan yang lebih
kurang sama.
Dalam membuat pengelompokkan diusahakan agar jumlah anggota kelompok antara
8-10 orang agar kerja kelompok menjadi lebih efektif.
b)
Pembina
Di setiap regu sebaiknya terdiri dari 2 orang pembina yang bertugas sebagai fasilitator dan sebagai observer . Untuk
itu pembina harus memiliki kualifikasi sebagai fasilitator dan observer.
Adapun kemampuan yang harus dimiliki
tersebut adalah sebagai berikut.
i.
Keterampilan
Umum
a.
Komunikasi
lisan dan mengajar
b.
Fleksibilitas
dan kapasitas pengetahuan
c.
Antusiasme
d.
Kemampuan
bekerja dalam tekanan
e.
Kepekaan hubungan antar manusia
f.
Pendengar
yang baik
ii.
Keterampilan
Khusus
a.
Pengetahuan
tentang belajar terstruktur (structure learning)
b.
Kemampuan memberi petunjuk tentang belajar terstruktur
kepada siswa
c.
Kemampuan
untuk merancang dan memberi contoh-contoh hidup yang kongkrit
d.
Kemampuan untuk melaksanakan dan menjaga kelangsungan
role playing
e.
Kemampuan untuk menyediakan bahan-bahan dan format-format
yang dibutuhkan
f.
Kemampuan untuk mengelola masalah-masalah di dalam kelas
secara efektif
g.
Kepekaan dan ketepatan dalam pemberian fead back
(koreksi)
5) Tahapan
Kegiatan Pembiasaan
Adapun tahapan dalam melaksanakan pembiasaan ini , sebagai berikut :
a)
Mengidentifikasi tingkat kemampuan awal peserta didik
b)
Menetapkan prioritas keterampilan yang akan dikembangkan
c)
Melakukan
intervensi
d)
Melakukan
evaluasi
A. Metode
1. Modelling
Adalah belajar melalui
imitasi, nama lainnya disebut sebagai copying, emphatic learning, observational
learning, identification, vicarious learning, matched-dependent behavior
2. Role
playing
Yaitu menciptakan suatu situasi dimana individu diminta untuk melakukan
suatu peran tertentu (yang biasanya bukan peran dirinya) di suatu tempat yang
tidak lazim peran tersebut (Maun,1956). Manfaat dari role playing adalah
membantu seseorang mengubah sikap atau perilakunya dari yang selama ini
dilakukan
3. Simulation
Adalah kegiatan yang dilakukan untuk menggambarkan situasi atau perilaku
yang sebenarnya
4.
Performance
feedback
Adalah informasi-informasi yang menggambarkan seberapa jauh hasil yang
diperoleh dari role playing. Bentuknya dapat berupa reward, reinforcement,
kritik dan dorongan
5. Tranfers
of training
Seberapa jauh apa yang didapat didalam pelatihan mampu/ bermanfaat bagi
kehidupan sehari-harinya
6. Diskusi
Kasus
Berupa kegiatan untuk memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan sekitar
7.
Permainan/games
8.
Demonstrasi
ALTERNATIF
KEGIATAN
- Sholat shubuh atau kebaktian pagi
- Membaca do’a dipagi hari bersama-sama
- Senantiasa mengucapkan salam dan berjabat tangan jika bertemu dengan sesama
- Memasang atribut yang bernafaskan agama di sekitar perkemahan
- Membuat piket kegiatan keagamaan. Mis. Jadwal imam, adzan, kultum dan mempersiapkan tempat sholat/ibadah
- Senantiasa membaca doa sebelum dan sesudah makan atau sebelum dan sesudah melakukan aktifitas lainnya
- Senantiasa sholat berjama’ah/ berdo’a bersama-sama.
- Dll.
PENUTUP
Mewujudkan IMTAQ dalam diri peserta didik adalah pondasi utama dalam
membentuk watak dan karakter. IMTAQ juga yang melandasi kehidupan kita
sehari-hari. Salah satu upaya untuk meningkatkannya adalah dengan menggunakan
sarana perkemahan. Mewujudkan kehidupan beagama dalam perkemahan merupakan
strategi yang sangat tepat untuk mewujudkannya.
Peran aktif dari peserta didik dengan penuh kesadaraan adalah modal dasar
terciptanya kehidupan beragama dalam perkemahan. Tentunya harus didukung oleh
orang dewasa di sekitarnya dalam hal ini para pembina, baik sebagai educator,
motivator, advisor dan supervisor (EMAS).
Diharapkan nantinya muncul kehidupan beragama yang lebih baik dalam
kehidupan sehari-sehari para peserta didik sebagai sebuah hasil nyata dari
pembinaan kehidupan beragama di dalam perkemahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar